Rabu, 13 Juli 2011

Peran dan pengaruh kyai


Menjelang pemilukada kota Tasikmalaya tahun 2012, ada hal yang menarik untuk dikaji dan dijadikan bahan pertimbangan para kandidat Z1/Z2 mendatang, yaitu sosok Pemimpin Pesantren dan Kyai di luar pesantren. Mengapa hal ini dianggap menarik untuk dikaji dan dijadikan bahan pertimbangan. Alasannya cukup sederhana, bahwa peran kyai sangatlah besar dalam kehidupan sosial masyarakat Tasikmalaya, bahkan kepemimpinannya melebihi kapasitas seorang lurah atau Rw dalam kehidupan masyarakat. Bagaimana peran kiai dalam kehidupan sosial kemasyarakatan sampai pada bagaimana peran kiai dalam kehidupan politiknya yang secara tradisional mampu mempengaruhi sikap politik masyarakat di sekitarnya. Faktor perilaku politik kiai sangat berpengaruh dalam masyarakat, mulai dari masalah individu maupun masalah sosial sampai pada persoalan politis dan ekonomis yang secara bersamaan saling berinteraksi membentuk satu kesatuan yang utuh. Belajar dari pemilukada Kabupaten Tasikmalaya beberapa waktu lalu, betapa besarnya peran dan pengaruh kyai dalam kehidupan politik lokal. Hal ini masih terkait aspek sosiologis, bahwa pada masyarakat kita masih banyak pengaruh ketokohan/kebapaan (patrilineal) dalam menentukan sikap dan tindakannya dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Sejarah membuktikan ketika NU lahir pada tahun 1926, dalam perkembangannya setelah kemerdekaan sampai sekarang, NU terorganisir dengan baik. Keterlibatan kiai dalam politik merupakan dampak dari keterlibatan NU dalam politik, menjadikan mereka ikut berkiprah dalam memenangkan partai tertentu dan acapkali kiai yang berpolitik tidak bisa lepas dari konflik kepentingan kepartaian dan agama, sehingga terjadi benturan yang melibatkan umat di belakangnya. Kiai yang menjalankan politik praktis hanya terpolarisasi dalam dua partai yaitu PPP dan PKB. Pemerintah memberi kemudahan terhadap kiai berupa fasilitas untuk berdakwah, keterlibatan kiai dalam politik menimbulkan sikap fanatisme yang dilakukan oleh jamaahnya dan santri. Oleh karena itu perilaku politik kiai NU mempunyai pengaruh pada sikap politik masyarakat. Bagaimana dengan kyai Muhammadyah atau Persis, peran dan pengaruhnya sama saja, yang membedakan adalah keterkaitan para kyai muhammadyah dan persis dengan parpol tidak nampak jelas sebagaimana kyai NU. Misalnya PAN yang dimotori oleh Amin Rais pada awal berdirinya, tidak serta merta warga muhamamadyah menjadi warga/anggota PAN, atau PBB/PKS tidak identik dengan Persis. Namun perilaku para kyai kesemuanya memiliki pengaruh besar terhadap sikap dan tindakan serta orientasi masyarakatnya dalam proses politik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar